A.PengertianAtletik
Untuk lebih mempermudah kita menelaah bahan ajar ini akan lebih baik kita tahu
apa pengertian atletik itu sendiri. Atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan
jasmani yang berisikan gerak alamiah atau wajar seperti jalan, lari, lompat,
dan lempar. Atletik dilakukan di semua negara, karena nilai nilai edukatif yang
terdapat didalamnya juga memegang peranan penting dalam pengembangan kondisi
fisik, sehingga dapat menjadi dasar pokok untuk pengembangan atau peningkatan
prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lain dan bahkan diperhitungkan
sebagai ukuran kemajuan suatu negara, khususnya dalarn prestasi olahraga
(Ballesteros, 1979).
Di
semua negara, termasuk Indonesia, atletik dikembangkan melalui kegiatan
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah sekolah, mulai dari Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menegah Atas. Oleh karena itu, atletik
diperkenalkan dan dikembangkan melalui melalui kegiatan pembelajaran pendidikan
jasmani, maka maju mundurnya prestasi atletik sangat bergantung pada sejauh
mana kualitas guru pendidikan jasmani menyampaikan materi pembelajaran atletik.
Pada pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama,
materi atletik disajikan tidak hanya berkaitan dengan atletik sebagai cabang
olahraga yang dipertandingkan atau dilombakan di Pekan Olahraga Nasional (PON),
South East Asia Games (SEA Games), Asian Games, Olympic Games, atau kejuaraan
lainnya.
Fenomena
di atas harus benar benar diterapkan selama berlangsungnya kegiatan
pernbelajaran atletik, sehingga jangan sampai terjadi pembelajaran atletik
selalu dilaksanakan di dalam stadion yang memiliki fasilitas atletik. Dengan
demikian, guru pendidikan jasmani perlu melakukan kreasi dan inovasi dalam
pembelajaran atletik di sekolah masing masing. Dengan kegiatan pembelajaran
atletik yang menarik niscaya murid akan berminat dan bergairah dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran atletik.
Gerakan
jalan, lari rintangan dan lari sambung dalam materi pembelajaran atletik di
sekolah lanjutan akan menjadi kegiatan pembelajaran yang menjenuhkan dan kurang
menarik, jika disajikan selalu dalam bentuk tradisional. Pengalaman sehari hari
di lapangan menunjukkan kesulitan guru dalam menyajikan kegiatan pembelajaran
gerakan jalan, lari rintangan dan lari sambung yang kurang membangkitkan
antusias murid mengikuti kegiatan pembelajaran.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas masalah:
1. Bagaimanakah menyajikan materi pembelajaran jalan cepat di Sekolah
2. Bagaimanakah menyajikan materi pembelajaran lari rintangan di Sekolah
3 .Bagaimanakah menyajikan materi pembelajaran lempar lembing di Sekolah
B.Fungsi
Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani memiliki fungsi untuk:
1. Memenuhi kebutuhan individu untuk bergerak
2 .Merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani yang ideal (tinggi dan
berat badan yang seimbang)
3. Meningkatkan kebugaran jasmani dan membiasakan pola hidup yang sehat.
4. Meningkatkan keterampilan gerak dasar
5. Meningkatkan keterampilan dasar olahraga
6. Meningkatkan gairah belajar, menghindari kejenuhan, dan stres dalam
belajar
7. Terbentuknya sikap dan perilaku: disiplin, jujur, kerjasama, tanggung jawab
dan sportif serta mengikuti aturan/ketentuan yang berlaku.
BAB
II
NOMOR JALAN, LARI DAN LEMPAR
A.Penelaahan
konsep Jalan, Lari dan Lempar
1. Nomor Jalan
Jalan adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa sehingga
hubungan dengan tanah (oleh kaki) tetap dijaga.
Gerakan
jalan meliputi segala macam variasi dan kombinasi jalan, seperti:
a. Jalan biasa
b. Jalan menyamping
c. Jalan langkah silang
d. Jalan cepat
e. Jalan menirukan jalan binatang, seperti: jalan kucing, jalan bebek dan
lain-lain.
Gerakan Jalan dilakukan dengan:
a. ke depan, ke samping
b. pada lintasan lurus dan pada jalur lintasan belok-belok
c. cepat dan atau lambat
d. disertai suatu riuh, irama dan tanpa suara
e. mendaki/naik dan atau menurun
f. permainan kaki yang terkoordinasikan
g. langkah pendek dan terus menerus
h. dilakukan sendiri, berpasangan atau dalam kelompok/grup bersama atlet
lain atau melewati atlet lain
i. di atas lapangan rumput atau pada lintasan lari sintetis
Khusus
untuk materi pembelajaran jalan cepat meliputi:
a. jalan jingkat
b. jalan pakai tumit
c. jalan cepat
2.
Nomor Lari
Lari adalah gerak maju langkah kaki ke depan yang dilakukan sedemikian rupa
dimana kedua kaki ada saat melayang di udara. Gerakan lari yang benar dan
efektif adalah melibatkan koordinasi gerakan seluruh tubuh, sehingga mendapatkan
hasil yang maksimal.
3.
Nomor Lempar
Lempar adalah gerakan melepaskan benda dari genggaman tangan menjauh dari tubuh
dengan proses ayunan lengan. Salah satu cara yang terbaik untuk mengajarkan
teknik nomor lempar yang rumit sambil tetap mempertahankan tingkat keamanan
yang tinggi adalah melalui alat pengganti yang mudah dan aman digunakan. Dari
semua nomor lomba, lempar lembing merupakan gerakan yang paling mirip dengan
gerakan melempar pada umumnya. Dengan menggunakan bola sebagai pengganti
lembing, anda dapat dengan mudah mengajarkan teknik yang dibutuhkan sebagai
aktivitas seluruh kelas. Karena dasar gerakan melempar yang tidak begitu rumit
daripada nomor lempar lainnya, lempar lembing (dengan menggunakan bola)
merupakan salah satu nomor lempar yang pertama kali diperkenalkan.
Disamping keamanan yang meningkat, alat pengganti ini membantu menyederhanakan
teknik dan memungkinkan pemula untuk berkonsentrasi pada elemen teknik saja.
B.
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran
Pada fase kegiatan ini sebelum guru mengajarkan materi pembelajaran, terlebih
dahulu guru membuat dan menyusun suatu rancangan atau format pengajaran yang
terprogram sehingga proses pembelajaran di kelas dalam memberikan materi
terlaksana sesuai yang diharapkan dan juga hasilnya dalam pencapaian tujuan
semaksimal mungkin.
Rancangan pembelajaran ini disebut juga Rencana Program Pengajaran (RPP), yang
tentunya mengacu pada Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan karakteristik siswa maupun sekolah.
C.Pengorganisasian Proses Pembelajaran Materi
1. Jalan dan Macam-macamnya
a. Jalan jingkat
Murid membentuk formasi lingkaran, kedua tangan di pinggang dan angkat kedua
tumit kaki, kemudian jalan berkeliling searah jarum jam atau berlawanan jarum jam
sampai 20 hitungan atau 30 hitungan. Setelah itu balik kanan dan melakukan
jalan jingkat lagi sebanyak 20 hitungan atau 30 hitungan. Tahap berikutnya anak
membentuk formasi empat atau lima bersap sambil bergandengan tangan atau
berkaitan siku, lalu melakukan jalan jingkat bersama-sama sap per-sap ke depan
sebanyak 10 langkah atau lebih sesuai dengan luas lapangan. Selama murid
melakukan jalan jingkat, guru dapat mengamati dan melakukan penilaian.
b.
Jalan dengan tumit
Murid membentuk formasi lingkaran, kedua tangan di pinggang dan angkat kedua
ujung kaki sehingga tumit kaki yang menapak di tanah, kemudian jalan
berkeliling searah jarum jam atau berlawanan jarum jam sampai 20 hitungan atau
30 hitungan. Setelah itu balik kanan dan melakukan jalan dengan tumit lagi
sebanyak 20 hitungan atau 30 hitungan. Tahap berikutnya anak membentuk formasi
empat atau lima bersap sambil bergandengan tangan atau berkaitan siku, lalu
melakukan jalan dengan tumit bersama-sama sap per-sap ke depan sebanyak 10
langkah atau lebih sesuai dengan luas lapangan. Selama murid melakukan jalan
dengan tumit, guru dapat mengamati dan melakukan penilaian.
c.
Jalan cepat
Murid membentuk formasi lingkaran, kemudian melakukan jalan cepat berkeliling
searah jarum jam sampai 20 atau 30 hitungan. Setelah itu balik kanan dan
melakukan jalan jingkat sebanyak 20 atau sampai 30 hitungan. Tahap berikutnya
anak membentuk formasi empat atau lima bersap, lalu melakukan jalan cepat ke
depan sap per-sap sebanyak 20 langkah atau disesuaikan dengan luas lapangan.
Selama murid melakukan jalan cepat, guru mengamati dan memberikan penilaian.
d.
Jalan cepat dengan permainan aba-aba beregu
Untuk melatih dan merasakan jalan cepat dengan reaksi Prosedur:
Anak disuruh membentuk lingkaran besar dengan jarak antar anak 1 meter ‘
kemudian berjalan searah jarum jam sambil bertepuk tangan dan bernyanyi. Pada
saat-saat tertentu diberi aba-aba, misalnya jika diberi aba-aba 2 maka anak
harus mencari pasangan, jika diberi aba-aba 3 maka anak harus membuat regu 3
orang, begitu seterusnya. Kegiatan tetap dilakukan dengan jalan/jalan cepat
tidak berlari.
Apabila anak yang tidak mendapat pasangan regu, maka akan diberikan hukuman.
Macam hukuman bisa disesuaikan. Tujuan hukuman supaya anak serius dan
konsentrasi mengikuti kegiatan.
e.
Jalan cepat dengan permainan hitam-hijau
1) untuk melatih dan merasakan jalan cepat dengan reaksi
2) untuk merasakan dan membedakan jalan cepat dengan lari
Prosedur
Anak dibagi ke dalam 2 kelompok dan dibariskan. Kedua kelompok tersebut masing-masing
diberi nama Hitam dan yang satunya Hijau. Kemudian kedua kelompok itu disuruh
saling membelakangi dengan jarak 1-2 meter.
Cara
bermainya guru memberi aba-aba, bila disebut nama “hijau” maka regu hijau
langsung jalan cepat (bukan lari) sampai pada jarak yang ditentukan, dan regu
hitam langsung berbalik jalan cepat mengejar sampai bisa
menyentuh/menangkapnya. Begitu sebaliknya bila yang disebutkan oleh aba-aba
regu hitam, maka regu hijau yang mengejar.
Apabila
peserta yang dikejar terkena sentuhan/tertangkap sebelum sampai pada
jarak/tempat yang ditentukan, maka peserta yang tertangkap diberikan hukuman.
Kemudian apabila yang mengejar tidak berhasil menyentuh/menangkap, maka peserta
yang mengejar tersebut diberikan hukuman.
Hukuman
bisa berupa lompat ditempat 20 kali atau dengan menggendong temannya tersebut.
Tujuan hukuman tersebut perlu supaya peserta dalam mengikuti kegiatan tersebut
bersungguh-sungguh dan konsentrasi.
2.
Lari dan nomor-nomornya dengan pendekatan strategi model pembelajarannya
a. Lari rintangan
Lari rintangan dalam kegiatan pembelajaran atletik di sekolah menengah pertama
dapat dilakukan dengan menggunakan angota, tubuh sebagai rintangan dan
menggunakan alat bantu, seperti kursi, bangku swedia, peti lompat, meja, dan
lain lain . Sebaiknya guru lebih dulu menggunakan rintangan anggota tubuh,
supaya mengurangi rasa takut pada murid (terutama murid perempuan).
Murid
duduk dengan tungkai dilunjurkan ke depan dalam formasi lingkaran menghadap
searah jarum jam, dengan jarak antar murid dua rentang lengan, lengan kiri
diluruskan ke samping setinggi bahu. Kemudian guru memberi aba aba supaya murid
berlari melewati rintangan yang berupa lengan yang diluruskan ke samping
mengelilingi semua temannya sampai kembali ke tempatnya semula. Kemudian
dilanjutkan oleh teman yang berada di depannya untuk melakukan lari melewati
rintangan, secara bergantian satu per satu. Setelah semuanya selesai melakukan
lari melewati rintangan lengan kiri, maka dilanjutkan dengan lari melewati
rintangan lengan kanan.
Selain
formasi lingkaran, guru juga dapat menggunakan formasi duduk berbanjar dengan
tungkai dilunjurkan ke depan, lengan kiri diluruskan ke samping setinggi bahu.
Setelah itu murid yang berada paling belakang mulai berlari melewati lengan
kiri yang direntangkan oleh teman teman yang berada di depannya sampai di
barisan paling depan kemudian kembali lagi berlari melewati rintangan yang sama
sampai di tempatnya semula. Setelah melakukan lari rintangan lengan kiri
selesai, dilanjutkan dengan lari melewati rintangan lengan kanan, yang juga
dilakukan secara bergiliran baris per baris sampai sernua murid melaksanakan.
Yang
perlu diperhatlikan dengan seksama oleh guru adalah murid diminta melakukan
gerakan lari melewati rintangan lengan kawannya ini dengan gerakan yang benar.
Gerakan lari melewati rintangan dilakukan dengan cara mengangkat salah satu
paha ke atas diikuti paha yang lainnya pada waktu akan melampaui rintangan
lebar lalu mendarat dengan kedua kaki bagian depan. Teknik melewati rintangan
lengan yang lainnya adalah dengan cara melipat tungkai sebatas lutut dan
memutarkannya dari bagian luar hingga menjadi sejajar dengan lengan yang
direntangkan, atau dalam bahasa yang mudah dipahami menjadi gerakan seperti
anjing kencing. Jika menggunakan teknik yang kedua, maka perlu diperhatikan
supaya murid melakukan gerakan melewati rintangan lengan ini dengan tungkai
berada di samping jari jari tangan yang direntangkan.
b.
Lari Sambung atau Lari Estafet
Lari
sambung atau lari estafet adalah suatu bentuk lari dimana terdapat dua orang
atau lebih yang saling mengoperkan secara bergantian kepada temannya sehingga
terjadi gerakan lari yang bersambungan sambil membawa tongkat. Untuk
pembelajaran lari sambung, guru hendaknya jangan terpaku pada keharusan untuk
memakai tongkat sebagai benda yang akan dioperkan kepada temannya. Banyak benda
yang dapat dijadikan sebagai pengganti tongkat estafet, seperti botol bekas
minuman ukuran 500 ml, ranting pohon, daun daunan, dan lain lain.
Murid
dibariskan dalam formasi lingkaran dengan menghadap berlawanan arah jarum jam,
kalau kelas mempunyai jumlah murid yang banyak dapat di buat menjadi dua
lingkaran, lingkaran yang satu lebih besar dari lingkaran yang lainnya.
Kemudian murid disuruh berhitung dari satu sampai jumlah yang hadir, lalu
dibagi paruh dua, sehingga di dalam lingkaran terdapat 2 (dua) kelompok.
Setelah itu murid yang bernomer awal dari kedua kelompok tersebut, berlari
mengelilingi lingkaran sampai ke tempatnya semula dan sebelum masuk kedalam
lingkaran pelari tersebut menepukkan tapak tangan kirinya ke tapak tangan kanan
teman yang berada di depannya. Murid yang tapak tangannya selesai ditepuk
segera berlari mengelilingi lingkaran seperti temannya tadi hingga tiba kembali
di tempatnya semula, demikian gerakan ini dilakukan secara bergantian sambung
menyambung sampai semua mendapat kesempatan yang sama. Bagi murid yang akan
ditepuk tangannya, sebelum ditepuk harus mengambil posisi sedikit keluar
lingkaran agar setelah ditepuk dapat segera berlari, sedangkan teman yang menepuk
menggunakan tangan kiri.
Tahap
berikutnya adalah memberi dan menerima menggunakan benda yang dapat dipegang
oleh murid, seperti patahan ranting pohon sepanjang 25 30 centmeter, botol air
mineral bekas, bambu sepanjang sepanjang 25 30 centimeter, dan lain lain.
Teknik yang dilakukan pada prinsipnya sama, hanya setelah menerima tongkat
murid tersebut segera memindahkan benda vang berfungsi sebagai tongkat estafet
ke tangan kirinya.
Setelah
memberikan tongkat dengan tangan kiri dan menerima dengan tangan kanan,
dilanjutkan dengan memberi dengan tangan kanan dan menerima, dengan tangan kiri
dalam, formasi bersaf atau berbanjar. Tahapan yang dilakukan pada teknik ini
adalah:
1. Menepuk teman yang di depannya dengan menggunakan tangan kanan di
tempat, dilakukan melalui mengayunkan lengan dengan hitungan 1 sampai 7, pada
hitungan ke delapan tangan kanan menepuk ke tangan kiri.
2. Memberi dan menerima menggunakan alat di tempat, dilakukan dengan
mengayunkan lengan 1 sampai 7 dan pada hitungan ke delapan segera memberikan ke
teman yang di depannya.
3. Memberi dan menerima menggunakan alat sambil berjalan sampai 7
langkah, pada langkah ke delapan segera memberikan alat yang dipegang tangan
kanan ke tangan kiri teman yang di depannya.
4. Memberi dan menerima sambil berlari lari kecil dalam kelompok kelompok
yang terdiri dari 4 sampai 5 orang,
5. Memberi dan menerima menggunakan alat sambil berlari lingkaran
berkelompok 3 sampai 4 orang.
c.
Lari sprint/gawang
1).Deskripsi singkat: lari estafet dari kombinasi lari sprint dan lari gawang
2)Nama disiplin: “Kanga’s Escape”
Prosedur
Dua jalur lari adalah perlu untuk tiap team/regu : satu jalur dengan gawang,
yang satu jalur tanpa. Setengah/separo regu berada di sisi seberang; siswa No.1
memulai dari posisi start berdiri dan lari kencang (datar) 40 m. Pada akhir
jalur 40 m, dia memberikan benda lunak (misal : gelang karet besar) kepada
mitra seregu No.2 yang telah menantinya. No. 2 ini sambil tangan satunya masih
memegang tongkat/tiang bendera akan menerima bendak lunak dimaksud. Dia juga
memulai dari start berdiri tetapi berlari (ke arah sebaliknya) dengan menempuh
jarak 40 m dengan melewati rintangan gawang. Setiap kali pemberina benda lunak
dilakukan dengan cara yang sama seperti antara dua orang pelari yang pertama
itu. Setelah menggunakan start berdiri, maka pelari No.3 akan berlari jarak 40
m yang datar (tanpa rintangan) dan memberikan benda lunak kepada pelari No. 4
yang harus berlari melewati beberapa buah rintangan gawang. Demikian dan
seterusnya.
Lomba
diteruskan dengan cara demikian sampai setiap siswa telah berlari menempuh
kedua jarak jalur (40 m) yang datar maupun yang ada rintangan gawangnya satu
kali (sehingga mitra seregu No. 9 adalah merupakan pelari terakhir yang
melewati gawang). Benda lunak (sebagai tongkat estafet) dibawa pada tangan
kanan dan diberikan kepada tangan kanan dari pelari penerima pada setiap kali
pergantian tongkat dimaksud.
Untuk
tiap jalur diperlukan alat-alat sebagai berikut :
1. 1 buah stop-watch
2. 1 helai blangko/kartu event
3. 4 buah gawang (tinggi 50 cm, dengan jarak 6m antar gawang)
4. 2 buah tiang bendera
5. 1 buah benda lunak atau tongkat estafet
d. Lari Sprint / Lari Belak-Belok (Slalom)
- Deskripsi singkat: lari estafet kombinasi lari sprint dan lari belak-belok /
slalom
- Nama disiplin: “Zig-Zag”
Prosedur
Tiap team memerlukan dua buah jalur-lari (lihat 3.1): satu jalur-lari dengan
tiang belak-belok, yang lain tanpa tiang. Separuh team/regu siap disisi
seberang seperti pada 3.1. Siswa No.1 memulai start berdiri dan berlari kencang
40m. Pada akhir jalur No.1 ini memberikan tongkat estafet kepada No.2 teman
seregu yang telah menunggu, yang akan menerimanya sambil berpegangan pada tiang
bendera. Siswa ini juga memulai dengan start berdiri tetapi berlari menempuh
jarak kembali dengan mengitari tiang belak-belok. Pergantian (pemberian &
penerimaan) tongkat terjadi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan antara
dua orang pelari pertama. Setelah menggunakan start berdiri pelari berikutnya
No.3 berlari kencang datar dan memberikan tongkat estafet kepada siswa No. 4
yang pada gilirannya harus berlari mengitari tiang-tiang belak-belok dst.
Lomba
ini diteruskan dengan cara demikian sampai setiap siswa telah berlari menempuh
jalur yang lurus-datar maupun yang jalur yang belak-belok (sehingga siswa No. 9
adalah pelari terakhir yang mengitari tiang slalom yang belak-belok). Tongkat
estafet itu dibawa di tangan kiri dan diberikan tiap kali kepada tangan kiri
pelari penerima.
diperlukan alat-alat sebagai berikut :
1. 1 buah stop-watch
2. 1 buah kartu / blangko event / perlombaan
3. tiang-tiang bendera untuk slalom
4. Beberapa buah gawang (jarak antara tiang slalom dengan gawang = 4 m)
5. 2 buah tiang bendera / marka
6. 1 buah tongkat estafet (gelang karet)
Lihat contoh gambar dan Formasi : 2
e.
Sprint, Gawang dan Jalur Belak-Belok/Slalom
- Deskripsi singkat: lari estafet sebagai kombinasi dari lari datar,
lari gawang dan lari slalom
- Nama disiplin: “Formula Satu”
Prosedur
Jalur lintasan itu kira-kira 80 m panjang dan dibagi menjadi satu tempat untuk
lari sprint datar, untuk lari sprint dengan melewati gawang dan lari sprint
mengitari tiang slalom (lihat gambar). Satu tongkat estafet diperlukan tiap
siswa harus melakukan start dengan satu guling-depan (forward-roll) di atas
matras-senam.
“Formula satu” ini adalah event beregu dimana tiap anggota regu harus
menyelesaika jalur sepenuhnya (lihat figure di bawah). Sampai dengan 6
team/regu dapat berlomba pada waktu yang sama di atas satu jalur-lomba.
Memerlukan
alat-alat sebagai berikut :
1. 9 buah gawang
2. 10 buah tiang slalom (dengan jarak 1 m antar tiap tiang)
3. 3 buah matras senam
4. Kurang lebih 30 buah kerucut/marker
5. 1 buah stopwatch
6. 1 helai formulir/kartu perlombaan event
f.
Lari Enduro / Daya tahan
- Deskripsi singkat: Berlari 8 menit menggunakan jalur lintasan kira-
kira 150 m
- Nama disiplin: “Debur jantung”
Prosedur
Tiap team/regu harus berlari keliling suatu jalur lintasan 150 m (lihat gambar
bawah) dari titik start yang ditenntukan. Tiap anggota team mencoba berlari
keliling jalur lintasan sesering mungkin dalam waktu 8 menit. Aba-aba start
ditentukan untuk semua team bersama-sama dengan meniup pluit atau tanda yang
lain).
Tiap anggota team menerima satu kartu/formulir setelh menyelesaikan setiap satu
putaran di jalur lintasan. Setelah 7 menit lari, menit terakhir ini
diumumkan/diberi tanda dengan suatu tiupan pluit atau dengan teriakan nyaring.
Setelah waktu 8 menit penyelesaian lari diberikan tanda/signal akhir yang
jelas.
Setelah
menyelesaikan lomba semua siswa harus memberikan bola-bola yang terkumpulkan
kepada Para Asisten yang menghitungnya untuk penilaian. Hanya putaran lari yang
penuh yang dihitung; putaran lari yang tak selesai – diabaikan.
Para
Asisten / Juri
Demi pengaturan yang efisien dari event ini minimal diperlukan 2 orang Asisten
per team. Mereka ini bertanggung jawab untuk menunjuk/menentukan garis start,
juga hal-hal yang bertalian dengan pengumpulan dan menghitung bola-bola. Mereka
juga mencatat nilai di atas kartu/formulir perlombaan.
Sebagai tambahan, diperlukan juga seorang starter yang bertanggung jawab untuk
pencatatan waktu dan pemberian signal-signal lainnya (signal satu menit
terakhir dan signal akhir).
Diperlukan
peralatan sebagai berikut :
1. 2 marka atau tiang sudut
2. 20 buah bola-bola kecil (kartu berwarna, chips, kartu-bermain atau
yang mirip)
3. 1 buah stopwatch
4. 1 buah/helai kartu /formulir lomba
Lihat contoh gambar dan Formasi: 3
g.
Lari Tangga (Ladder Running)
- Deskripsi singkat: lari naik dan turun pada suatu tangga
- Nama disiplin: “Kaki panas”
Prosedur
Dua buah kerucut sebagai tanda pada titik start dan titik finish dari event ini
ditempatka pada jarak 9.5 m terpisah. Sebuah tangga koordinasi di tempat di
lantai dengan jarak yang sama antara kerucut-kerucut (2.5 m antara tangga
dengan kerucut pada masing-masing ujung). Pada saat start siswa berdiri dengan
posisi kangkang (start berdiri) dengan ujung jari kakinya ditempatkan pada
garis start yaitu sama dengan kerucut pertama. Setelah aba-aba start siswa
berlari menuju tangga, secepat mungkin melangkah/berlari melalui tangga (jarak
antara baji-baji: 50 cm) dan menuju ke kerucut ke dua. Setelah menyentuh
kerucut dengan tangannya, siswa ini dengan cepat membalik dan lari kembali
melalui tangga menuju kerucut pertama. Bila menyentuh kerucut ini maka pencatat
waktu memberhentikan jam/stopwatch-nya.
Bila
seorang siswa meninggalkan suatu daerah dari tangga atau melompati di atasnya,
maka jarak itu diperpanjang dengan 1 m oleh Asisten pada kerucut berikutnya
yang layak (satu orang Asisten ditempatkan pada tiap kerucut) dengan jalan ini
si siswa dikenakan hukuman dengan harus berlari suatu jarak yang lebih panjang
apabila tugasnya tidak dijalankan dengan sempurna. Bila dibuat dua kesalahan,
jarak itu diperpanjang dengan 2 m begitu seterusnya.
Diperlukan
peralatan sebagai berikut :
1. 1 buah tangga untuk koordinasi (“speed ladder”)
2. 10 buah karet busa atau baji-baji papan pasta (lebar 50 cm max. 10 cm
tinggi/dalam)
3. 2 buah kerucut sebagai tanda
4. 1 buah stopwatch
5. 1 helai kartu event
Lihat contoh gambar dan Formasi: 4
3.Nomor
lempar dan strategi pendekatan model pembelajaran
Sebelum mengajarkan tekhnik nomor lempar yangsesungguhnya contohnya pemberian
materi lempar lembing, akan lebih baik jika seorang guru bisa dengan kreatif
memberikan tahapan-tahapan tekhnik dimulai dari yang sederhana terus mengarah
ke arah tekhnik yang sebenarnya. Adapun bentuk-bentuk latihan dibawah ini bisa
dicoba untuk membantu guru-guru mengajarkan materi atletik nomor laempar
lembing da sekolah.
a.Melempar sasaran
1). Deskripsi : Melempar sasaran dengan satu tangan
2). Nama disiplin : Melempar Bom
Prosedur
Lempar sasaran ini dilakukan dari suatu tempat dengan awalan 5m. Sebuah
rintangan tinggi dipasang pada ketinggian 2,5 – 4m, dengan daerah sasaran
ditentukan di lantai 2,5 – 4m dibalik rintangan.
Benda yang ditandai dilemparkan ke sasaran dengan melewati rintangan seperti
peserta melempar dari suatu jarak yang dipilih dari rintangan. Masing-masing
peserta/siswa memperoleh tiga kali kesempatan mencoba (giliran lomba). Pada
tiap kesempatan, seorang peserta/siswa dapat memilih melempar dari salah satu
dari empat garis jarak yang tersedia: 6m, 7m, 8m, atau 10m jauhnya dari
rintangan yang tinggi. Lebih banyak nilai-nilai pitensial yang dipertaruhkan
sejak jarak dari rintangan itu meningkat.
Penilaian
Mengenai daerah sasaran atau sekurangnya pinggiran dari sasaran itu, ini
dinilai sebagai suatu percobaan yang berhasil. Nilai-nilai dicatat bagi setiap
perkenaan (lemparan dari 6m = 2 poin, 7m = 3 poin, 8m = 4 poin, 10m =5 poin).
Bila benda/alat itu dilemparkan kepada rintangan tetapi tidak mengenai bidang
sasaran, ini dinilai 1 poin. Tiap peserta/siswa memiliki 3 kali kesempatan
melempar, kemudian jumlah score-nya menyumbang total nilai team.
Asisten
Diperlukan 1 orang asisten tiap team untuk mengorganisir kegiatan ini dan punya
tugas sebagai berikut:
1).Mengontrol dan mengatur prosedur event atau kegiatan (jarak lempar dan
perkenaan)
2)Untuk mencatat dan menilai score diatas kartu event atau kegiatan.
Peralatan
1). 1 buah daerah sasaran (matras lompat tinggi atau alat-alat sejenis dan
ukurannya)
2). 1 buah rimtangan tinggi kira-kira 2,5 – 4m (gawang sepak bola atau tiang
lompat tinggi/galah dengan mistar, dll)
3). Peralatan lempar (bola berekor, lembing lunak, bola vortex, dll)
4). 1 buah kartu event/kegiatan per-team.
Lihat
contoh gambar dan formasinya: 5
b.
Lempar lembing mini
1) Deskripsi : Lemparan satu lengan untuk mencapai jarak dengan suatu
lembing mini/modifikasi
2) Nama disiplin : Lempar Turbo
Prosedur
Lempar lembing mini ini dilakukan dari suatu daerah 5m dari awalan. Setelah
melakukan lari awalan singkat, si peserta/siswa melempar lembing ke daerah
lemparan dengan menggunakan lembing lunak atau lembing turbo atau lembing mini
hasil modifikasi yang disesuaikan. Masing-masing peserta/siswa mendapat 2 kali
giliran kesempatan lempar.
Penilaian
Setiap lemparan diukur dengan sudut siku-siku terhadap garis salah dan dicatat
dalam interval 25cm (mengambil angka yang lebih tinggi dimana tempat pendaratan
lembing di antara garis-garis). Lemparan yang lebih baik dari dua kali
kesempatan percobaan dari tiap anggota team akan menyumbangkan score team.
Asisten
Event/kegiatan ini memerlukan 2 orang asisten per-team dan bertugas sebagai
berikut:
1) Mengontrol dan mengatur prosedur
2) Untuk menilai jarak lemparan dimana lembing mendarat
3) Untuk membawa lembing ke garis salah
4) Untuk menilai dan mencatat score pada kartu event/kegiatan
Peralatan
Untuk event/kegiatan ini diperlukan alat sebagai berikut:
1) 2 buah lembing mini (lembing mini dan lembing turbo)
2) Pita alat pengukur yang telag dikalibrasikan, pita ukur baja
3) 1 lembar kartu event/kegiatan per-team
Catatan: Sejak keamanan atau faktor keamanan adalah kritis dan harus
diperhatikan dalam event/kegiatan ini maka hanya asisten yang diizinkan ada di
daerah pendaratan lempar lembing. Adalah dilarang keras melempar lembing
kembali dalam arah dari garis salah.
D.
Aspek Pedagogis Dan Internalisasi Dari Hasil Pembelajaran
Hasil adalah hal yang ingin dicapai dalam tujuan, begitu juga dalam hal
pembelajaran disekolah. Namun demikian hasil yang didapat terkadang jauh dari
harapan. Untuk itu perlu disusun sebuah program pembelajaran yang terencana
secara sistematik, efektif dan efesien. Jika semuanya telah kita persiapkan
dengan matang, maka hasil yang maksimal akan kita dapatkan.
Dalam
prakteknya si sekolah seorang guru pendidikan jasmani harus mempunyai
kompetensi yang baik dan menguasai banyak cabang olahraga.
Kemudian disamping itu pula seorang guru pendidikan jasmani harus mempunyai
profil diantaranya:
1. Memiliki 4 kompetensi dasar sebagai pendidik
2. Dekat dengan anak/siswa sehingga selalu mengenal kondisi anak
3. Mempunyai pola hidup aktif
4. Mampu mendorong atau memotivasi anak untuk aktif bergerak.
Proses
pembelajaran di sekolah terutama pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan
dapat pula menjadi ajang pengembangan kreativitas anak/siswa di dalam kehidupan
sehari-hari, karena bukan hasil dari perkembangan motorik atau gerak saja.
Dampak dari pembelajaran terutama pembelajaran pendidikan jasmani melalui
aktifitas gerak dan permainan akan mengarah pada tujuan pembelajaran pada
umumnya. Seperti halnya dalam pembelajaran atletik materi jalan, lari dan
lempar ini akan tercapai:
1.Dampak langsung atau tujuan utama (main effect) adalah dampak hasil dari
pembelajaran yang terlihat dari siswa/murid melalui proses pembimbingan
langsung oleh guru yang berupa skil/kemampuan perkembangan gerak/motorik, yang
termasuk pula pada aspek psikomotor.
2.Dampak pengiring atau tujuan penyerta dampak hasil dari pembelajaran
pendidikan jasmani melalui aktifitas gerak dan permainan tanpa bimbingan
langsung dari guru yang termasuk juga ke dalam aspek kognitif dan afektif, ini
terlihat dari siswa diantaranya berupa:
3.Sikap disiplin
4.Tanggung jawab
5.Kerjasama antara teman
6.Menghargai sesama terutama akan kemampuan teman atau sikap apresiasi yang
tinggi
7.Kemampuan menganalisa sesuatu
8.Rasa sosialisasi yang tinggi
9.Kemampuan berfikir yang meningkat
10.Mampu mengembangkan kemampuan dalam mengabil keputusan, dll.
BAB
III
PENUTUP
Pendidikan
jasmani sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional,
memiliki peranan penting dengan ciri khusus dalam upaya peningkatan kebugaran
dan keterampilan fisik peserta didik.Pembelajaran pendidikan jasmani melalui
aspek-aspek yang ada di dalamnya hanyalah merupakan upaya penyemaian untuk
menjadikan aktifitas jasmani sebagai pola hidup sehat dimana di dalamnya
terkandung unsur kebugaran jasmani.
Pemilihan
aspek-aspek pendidikan jasmani dan materi pokok pembelajaran untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan tentunya harus mempertimbangkan kondisi siswa,
lingkungan sebagai daya dukung dan penghambat, serta prasyarat pembelajaran
lain sehingga proses pembelajaran berlangsung aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan. Atletik sebagai materi pokok dengan berbagai nomornya dipandang
memiliki keunggulan sebagai aktifitas yang menyenangkan karena dipergunakannya
sebagai sarana dari lingkungan sebagai alat bantu pembelajaran. Mengingat
potensi ini, tentunya sangat sayang jika tidak dikembangkan.
Pengembangan
atletik sebagai materi pokok hendaknya mulai dari peningkatan kemampuan guru
sebagai sumber informasi, fasilitator, dan katalisator pembelajaran dalam
rangka pencapaian kompetensi-kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
pembelajaran. Peningkatan kemampuan guru dimulai dari memperkaya pengetahuan
tentang berbagai nomor atletik yang mencakup pengetahuan umum dan tekhnik
gerak, persiapan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, hingga penilaian.
Kita
sadar bahwa model, metode pembelajaran atau ilmu kepelatihan selalu berubah
seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, oleh karena itu hendaknya kita
selalu terbuka untuk menerima dan mempelajari untuk kemudian diterapkan disekolah
sepanjang itu demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.