Jenis dan Persebaran Fauna di indonesia dan Dunia
Setelah mempelajari kegiatan 3 ini, Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia; dan
2. menyebutkan pembagian wilayah fauna di dunia.
Pola persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran
tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan
fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia,
dan diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah
peralihan. Hal tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia
pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia
menjadi jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia. Sekarang
kita bahas dahulu mengenai jenis-jenis dan persebaran fauna di
Indonesia.
Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia
Sejarah terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada
awal zaman es tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan
air laut menjadi turun. Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat
yang disebut juga Dataran Sunda masih menyatu dengan Benua Asia,
sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut juga Dataran Sahul
menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul juga
masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan
tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian
Barat seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya
menunjukkan kemiripan dengan flora di Benua Asia. Begitu pula denga
flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan
pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora
dan fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi
jembatan penghubung persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian,
pada akhir zaman es, suhu permukaan bumi naik sehingga permukaan air
laut naik kembali. Naiknya permukaan air laut mengakibatkan Jawa
terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari Kalimantan dan
terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari Kalimantan
kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah dari
Semenanjung Malaka.
Seorang berkebangsaan Inggris bernama Wallace mengadakan penelitian
mengenai penyebaran hewan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada perbedaan hewan di Indonesia bagian Barat dengan hewan di
Indonesia bagian Timur. Batasnya di mulai dari Selat Lombok sampai ke
Selat Makasar. Oleh sebab itu garis batasnya dinamakan garis Wallace.
Batas ini bersamaan pula dengan batas penyebaran binatang dan tumbuhan
dari Asia ke Indonesia (lihat gambar 1.1)
Gambar 1.1. Peta daerah flora dan fauna di Indonesia menurut Wallace dan Weber.
Sumber: Buku Geografi SMU, Drs. Priatna Sutisna, dkk.
Di samping itu seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Weber,
berdasarkan penelitiannya tentang penyebaran fauna di Indonesia,
menetapkan batas penyebaran hewan dari Australia ke Indonesia bagian
Timur. Garis batas tersebut dinamakan garis Weber (lihat gambar 1.1).
Sedangkan daerah diantara dataran Sunda dan dataran Sahul oleh para
ahli biografi disebut daerah Wallace atau daerah Peralihan. Mengapa
disebut daerah Peralihan? Karena di daerah ini terdapat beberapa jenis
hewan Asia dan Australia, jadi merupakan daerah transisi antara dataran
Sunda dan dataran Sahul. Misalnya di daerah Sulawesi juga terdapat
hewan yang ada juga di Jawa, contohnya rusa dan monyet, sedangkan di
Halmahera juga ada burung Cendrawasih yang ada di Irian Jaya.
Nah, kini Anda telah mengetahui asal mula terbentuknya daratan Indonesia. Termasuk kawasan manakah daerah tempat tinggal Anda?
Setelah Anda mengetahui sejarah terbentuknya daratan Indonesia dan
terjadinya keanekaan fauna dan flora di Indonesia, maka kini Anda perlu
mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadi keanekaan
tersebut.
Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora Dan Fauna di Dunia
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari
dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh
di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar
matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan
lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon Meranti atau Anggrek
tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan kondisi suatu
wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor fisik
(abiotik) dan faktor non fisik (biotik). Tahukah Anda, apa saja yang
termasuk abiotik dan biotik? Yang termasuk faktor fisik (abiotik)
adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan
ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a.Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan
angin sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di
dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap berlangsungnya proses
pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi
tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa. Kelembaban udara berpengaruh
pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk
proses penyerbukan. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah
menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.. Tanaman di
daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau sepanjang tahun
karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar matahari.
Berbeda dengan tanaman di daerah yang beriklim sedang, ragam
tumbuhannya tidak sebanyak di daerah tropis yang kaya sinar matahari,
di sana banyak ditemui pohon berkayu keras dan berdaun jarum. Daerah
Gurun yang beriklim panas dan kurang curah hujan, hanya sedikit
tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri, seperti misalnya pohon Kaktus
dapat tumbuh subur, karena mempunyai persediaan air dalam batangnya.
Kehidupan faunanya juga sangat bergantung pada pengaruh iklim yang
mampu memberikan kemungkinan bagi kelangsungan hidupnya. Binatang di
daerah dingin beda dengan binatang di daerah tropis, dan sulit
menyesuaikan diri bila hidup di daerah tropis yang beriklim panas.
Gambar 1.2. Pohon kaktus dapat tumbuh subur di daerah gurun pasir
berkat simpanan air dalam batangnya. Hujan hanya turun sekali setahun
saja.
Gambar 1.3. Beruang Kutub binatang khas daerah Kutub, berbulu tebal.
b.Tanah
Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi
pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Keadaan struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi
udara di dalam tanah sehingga memungkinkan akar tanaman dapat bernafas
dengan baik. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya serap tanah
terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta
kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan
mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air
(0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi
pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis
dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
Contohnya di Nusa Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya
yang kurang subur. Perhatikan hutan di daerah yang subur di pegunungan
dengan hutan di daerah yang tanahnya banyak mengandung kapur atau tanah
liat. Apakah ada perbedaan keanekaragaman tanamannya?
Gambar 1.4. Tanaman di daerah rawa ini tidak subur karena
mineral sukar menyerap melalui lumpur.
cAir
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena
dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari
dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan
sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora
di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah hujan di
wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya
keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di daerah
yang banyak curah hujannya. Misalnya di daerah gurun, hanya sedikit
tumbuhan yang dapat hidup, contohnya adalah pohon Kaktus dan tanaman
semak berdaun keras. Di daerah tropis banyak hutan lebat, pohonnya
tinggi-tingi dan daunnya selalu hijau.
d.Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya
dari permukaan laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m
berarti tempat tersebut berada pada 1500 m di atas permukaan laut.
Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di daerah tersebut.
Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah
tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu udara rata-rata turun
sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu daerah semakin
panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu daerah
semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan
bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah
yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih
subur dari pada daerah yang suhunya panas dan kering.
Gambar 1.5. Dibatasi oleh jalan raya, di sebelah kiri jalan adalah daerah delta sungai Nil yang subur
dan gurun tandus di sebelah kanan jalan. Airlah yang menyebabkan perbedaan itu.
e.Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
Manusia mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau
perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan.
Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu
tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini
menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora
dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga memiliki peranan
terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses
penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji
tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan
tanah. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan
tumbuh-tumbuhan dan juga mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya
bakteri saprophit merupakan jenis tumbuhan mikro yang membantu
penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkkan tanah.
Kini materi di kegiatan 1 telah selesai. Bacalah kembali agar lebih
memperdalam penguasaan Anda. Pergunakan peta untuk lebih memperjelas
pemahaman Anda tentang wilayah persebaran flora dan fauna di Indonesia.
Diskusikan dengan teman atau guru bila ada yang perlu Anda diskusikan
atau kurang jelas. Kemudian kerjakanlah tugas di bawah ini untuk
menguji seberapa jauh pemahaman Anda.
KEGIATAN 1
Setelah Anda selesai mempelajari kegiatan 1, kerjakanlah tugas di bawah ini!
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat:
1. Pulau-pulau di Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua a) ... dan Indonesia bagian Timur menyatu dengan benua b) ....
2. Disebelah Timur flora Asia dibatasi oleh garis a) .... dan disebelah Barat flora Australia dibatasi oleh garis b) ....
3. Disebut daerah peralihan karena ....
4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna adalah faktor a) ..., b) ..., c) ..., d) ... dan e) ....
5. Perbedaan flora dan fauna di daerah tropis dengan di daerah dingin
disebabkan karena faktor-faktor ..., ..., ..., ..., ..., ... disebut
juga faktor biotik.
6. Adanya hutan lebat yang selalu berdaun hijau di hutan Sumatera,
Jawa, dan Kalimantan disebabkan karena banyaknya .... di kawasan
tersebut.
7. Tanah yang kurang subur di Nusa Tenggara menyebabkan di sana banyak hutan ....
JENIS DAN PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA DAN DUNIA
Setelah mempelajari kegiatan 2 ini, Anda diharapkan dapat:
1. menyebutkan pembagian jenis flora berdasarkan geologis, iklim, dan ketinggian tempat; dan
2. menjelaskan pembagian jenis flora di dunia.
Indonesia, negara kita yang tercinta ini, terkenal di dunia dengan
keanekaragaman floranya. Umumnya flora di Indonesia memiliki ciri-ciri:
selalu hijau sepanjang tahun, hanya sebagian kecil yang memperlihatkan
adanya musim gugur, jumlah spesiesnya banyak dan banyak tumbuhan
endemik. Persebaran flora sangat erat kaitannya dengan faktor geologi,
iklim dan ketinggian tempat. Tentunya Anda ingin mengetahui kaitan
persebaran flora dengan ke 3 faktor tadi, bukan? Pelajarilah uraian
berikut ini dengan baik!
Pembagian Jenis Flora berdasarkan Geologi, Iklim dan Ketinggian Tempat
Jenis dan persebaran flora di Indonesia didasarkan atas beberapa faktor
yaitu faktor geologi dan faktor iklim serta ketinggian tempat pada muka
bumi.
Jenis Flora berdasarkan Faktor Geologi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, secara geologis, pulau-pulau di
Indonesia Barat pernah menyatu dengan benua Asia sedangkan pulau-pulau
di Indonesia Timur pernah menyatu dengan benua Australia. Oleh karena
itu tumbuhan di benua Asia mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan
tumbuhan di Indonesia Barat demikian pula ciri-ciri tumbuhan di
Indonesia Timur mirip dengan tumbuhan di benua Australia. Berdasarkan
hal tersebut, flora di Indonesia dibedakan dalam tiga wilayah, yaitu
flora di dataran Sunda, di dataran Sahul dan di daerah Peralihan.
a.
Flora di Dataran Sunda
Sebelumnya saya ingin bertanya manakah yang termasuk dataran Sunda ?
Anda bisa melihat pada gambar 1.1 pada Kegiatan Belajar 1. Flora di
dataran Sunda disebut juga flora Asiatis karena ciri-cirinya mirip
dengan ciri-ciri tumbuhan Asia. Ingat sejarahnya bukan?
Contoh-contohnya yaitu: tumbuhan jenis meranti-merantian, berbagai
jenis rotan dan berbagai jenis nangka. Hutan Hujan Tropis terdapat di
bagian Tengah dan Barat pulau Sumatera dan sebagian besar wilayah
Kalimantan. Bagaimana dengan Pulau Jawa? Apakah memiliki Hutan Hujan
Tropis?
Di dataran Sunda banyak dijumpai tumbuhan endemik. Di Kalimantan 59
jenis dan di Jawa 10 jenis. Apakah tumbuhan endemik itu? Tumbuhan
endemik adalah tumbuhan yang hanya terdapat pada tempat tertentu dengan
batas wilayah yang relatif sempit dan tidak terdapat di wilayah lain.
Misalnya bunga Rafflesia Arnoldii hanya terdapat di perbatasan
Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan. Anggrek Tien Soeharto yang hanya
tumbuh di Tapanuli Utara,Sumatera Utara. Bagaimana di daerah Anda,
apakah ada tumbuhan endemik?
Gambar 2.1. Bunga terbesar di dunia,Rafflesia Arnoldi
atau nama lokalnya Cendawan Harimau.
Bandingkan besar bunga dengan orang duduk.
Gambar 2.2. Bunga Bangkai dapat
mencapai 210 cm, terdapat di
Sumatera Selatan.
b.
Flora di daerah Dataran Sahul
Flora di dataran Sahul disebut juga flora Australis karena jenis
floranya mirip dengan flora di benua Australia.. Meliputi pulau apa
saja dataran Sahul? Ya, Irian Jaya serta pulau-pulau kecil
disekitarnya. Dataran Sahul memiliki corak hutan Hujan Tropik tipe
Australia Utara, yang ciri-cirinya sangat lebat dan selalu hijau
sepanjang tahun. Di dalamnya tumbuh beribu-ribu jenis tumbuh-tumbuhan
dari yang besar dan tingginya bisa mencapai lebih dari 50 m, berdaun
lebat sehingga matahari sukar menembus ke permukaan tanah dan tumbuhan
kecil yang hidupnya merambat. Berbagai jenis kayu berharga tumbuh
dengan baik, seperti kayu besi, cemara, eben hitam, kenari hitam, dan
kayu merbau. Di daerah pantai banyak kita jumpai hutan mangrove dan
pandan, sedangkan di daerah rawa terdapat sagu untuk bahan makanan. Di
daerah pegunungan terdapat tumbuhan Rhododendron yang merupakan
tumbuhan endemik daerah ini.
Gambar 2.3. Hutan Mangrove atau Bakau.
Gambar 2.4. Pohon Meranti
(Shorea spp.)
c.
Flora Daerah Peralihan
Sebelumnya coba sebutkan, pulau apa saja yang masuk daerah peralihan?
Ya, pulau Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara. Mengapa disebut daerah
peralihan? Mengenai flora di daerah peralihan, sebagai contoh yaitu
flora di Sulawesi, yang mempunyai kemiripan dengan flora daerah kering
di Maluku, Nusa Tenggara, Jawa, dan Filipina. Di kawasan pegunungannya
terdapat jenis tumbuhan yang mirip dengan tumbuhan di Kalimantan.
Sedangkan di kawasan pantai dan dataran rendahnya mirip dengan tumbuhan
di Irian Jaya. Corak vegetasi yang terdapat di daerah Peralihan
meliputi:
Vegetasi Sabana Tropik di Kepulauan Nusa Tenggara, Hutan pegunungan di Sulawesi dan Hutan Campuran di Maluku.
Jenis Flora berdasarkan Iklim dan Ketinggian Tempat
Sebelumnya Anda harus mengetahui dahulu apa yang dimaksud dengan faktor
iklim Faktor iklim di dalamnya termasuk suhu udara, sinar matahari,
kelembaban udara dan angin. Unsur-unsur ini sangat berpengaruh terhadap
proses pertumbuhan tanaman. Bagaimana dengan ketinggian tempat? Yang
dimaksud dengan ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air
laut (elevasi). Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara.
Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu
udaranya atau udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin
tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Oleh karena itu
ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah.
Perubahan suhu ini tentunya mengakibatkan perbedaan jenis tumbuhan pada
wilayah-wilayah tertentu sesuai dengan ketinggian tempatnya. Maka
berdasarkan iklim dan ketinggian tempat, flora di Indonesia terdiri
atas:
a.
Hutan Hujan Tropik
Indonesia berada di daerah katulistiwa, banyak mendapat sinar matahari,
curah hujannya tinggi, dan suhu udaranya tinggi, menyebabkan banyak
terdapat hutan hujan tropik. Ciri-ciri hutan ini adalah sangat lebat,
selalu hijau sepanjang tahun, tidak mengalami musim gugur, dan jenisnya
sangat heterogen. Hutan jenis ini banyak terdapat di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Irian Jaya. Beberapa jenis floranya
misalnya kayu meranti, ulin, dan kapur. Pada pohon-pohon ini hidup
menumpang berbagai tumbuhan seperti anggrek dan tumbuhan merambat.dan
epifit. Tumbuhan merambat yang terkenal adalah rotan. Hutan ini terdiri
dari Hutan Hujan Tanah Kering (ketinggian 1000 - 3000 m dari muka laut)
dan Hutan Hujan Tanah Rawa (ketinggian 5 - 100 m dari muka laut). Hutan
rawa gambut, hutan mangrove, dan hutan rawa air tawar termasuk dalam
jenis hutan hujan tanah rawa. Sedangkan hutan fegaceae, hutan campuran
Dipterocarpaceae, dan hutan belukar, termasuk jenis hutan hujan tanah
kering.
Gambar 2.4. Hutan Hujan Tropik, tempat 1% saja cahaya matahari mencapai lantai tanah.
b.
Hutan Musim atau Hutan Meranggas
Hutan ini terdapat di daerah yang suhu udaranya tinggi (terletak pada
ketinggian antara 800 - 1200 m dari muka laut). Pohon-pohonnya jarang
sehingga sinar matahari sampai ke tanah, tahan kekeringan, dan
tingginya sekitar 12 - 35 m. Daunnya selalu gugur pada musim
kering/kemarau dan menghijau pada musim hujan. Contohnya pohon jati,
kapuk, dan angsana.
Gambar 2.5. Hutan Meranggas atau hutan Musim
c.
Hutan Sabana
Sabana adalah padang rumput yang disana sini ditumbuhi pepohonan yang
berserakan atau bergerombol. Terdapat di daerah yang mempunyai musim
kering lebih panjang dari musim penghujan, seperti di Nusa Tenggara.
Terdiri dari hutan sabana dengan pohon-pohon dan palma ( 900 m dari
muka laut) dan hutan sabana casnarina (terletak antara 1600 - 2400 m
dari muka laut).
Gambar 2.6. Pemandangan hutan Sabana.
d.
Padang rumput
Terdapat pada daerah yang mempunyai musim kering panjang dan musim
penghujan pendek, seperti di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Padang
rumput dapat terdapat di daerah dengan ketinggian antara 900 - 4000 m
di atas permukaan laut, seperti misalnya padang rumput tanah, padang
rumput pegunungan, komunitas rumput, dan lumut. Namun ada yang berada
pada ketinggian kurang dari 100m di atas permukaan laut, yaitu Rawa
gambut.
Demikianlah jenis-jenis flora yang hidup di Indonesia yang dibedakan
atas 3 wilayah. Cobalah Anda cari gambar mengenai jenis-jenis flora
dari sumber-sumber lainnya agar lebih memahaminya. Setelah Anda
mengetahui jenis-jenis flora yang ada di Indonesia, selanjutnya akan
kita bahas mengenai jenis-jenis flora di dunia.
Pembagian Jenis Flora di Dunia
Pembagian jenis flora di dunia tersebar di daratan dan perairan, baik
yang terdapat di air tawar maupun di air asin (laut). Pertama-tama akan
dijelaskan tentang:
1.
Flora yang hidup di daratan
Flora di daratan sangat bervariasi dan terbentang mulai dari wilayah
khatulistiwa sampai ke wilayah kutub. Secara umum flora yang hidup di
daratan dapat diklasifikasikan atas Hutan, Sabana, Stepa dan Gurun.
a.
Hutan
Berdasarkan keadaan tumbuh-tumbuhannya hutan dibagi atas:
· Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah sekitar khatulistiwa yaitu
antara garis 10 derajat LU sampai dengan 10 derajat LS dengan curah
hujan yang tinggi. Ciri-cirinya yaitu: pohonnya tinggi dan lebat/rapat,
jenisnya sangat bervariasi (heterogen) dan selalu hijau. Sebagian besar
jenis flora di dunia terdapat pada hutan jenis ini yang diperkirakan
mencapai lebih dari 3000 spesies. Pada hutan ini terdapat jenis-jenis
flora Epiphyt (tumbuhan yang menempel) seperti anggrek, rotan, jamur,
dan lumut. Adanya tumbuhan ini menandakan kelembaban udara sangat
tinggi. Contohnya antara lain hutan-hutan di Indonesia (Sumatera,
Kalimantan, Irian, Jawa), Brasilia (Amazone), India, Amerika Tengah
(Florida) dan Karibia.
· Hutan Musim, terdapat di wilayah-wilayah yang mempunyai musim kering
(kemarau) dan musim hujan. Ciri-cirinya adalah: biasanya meranggaskan
daun-daunnya pada musim kering (kemarau). Berbeda dengan hutan hujan
tropis yang pohon-pohonnya sangat lebat sehingga sinar matahari sulit
untuk sampai ke tanah, maka pada hutan musim pohon-pohonnya lebih
jarang, tidak terlalu tinggi dan jumlah spesiesnya tidak begitu banyak,
sehingga sinar matahari sampai ke tanah. Hutan ini terdapat di India,
dan Asia Tenggara termasuk Indonesia (Jawa Timur, Sulawesi, Nusa
tenggara).
· Hutan Hujan Daerah Sedang, terdapat di daerah-daerah pantai sebelah
Barat dari garis lintang 35 derajat sampai dengan 55 derajat di belahan
bumi Utara dan Selatan, wilayah antara garis lintang 25 derajat sampai
dengan 40 derajat lintang Utara dan Selatan, wilayah dataran tinggi
zone ekuatorial dan tropis. Ciri-cirinya adalah: daunnya selalu hijau,
kurang rimbun dan spesiesnya tidak banyak. Pohonnya tidak begitu tinggi
dan daunnya lebih kecil dan tidak banyak terdapat semak. Vegetasi yang
khas di hutan ini antara lain pakis, agthis, palem, bambu, dan belukar.
Hutan ini terdapat di Amerika Serikat dan Eropa yang beriklim kontinen
(benua).
Gambar 2.7. Hutan Hujan Daerah Sedang
Gambar 2.8. Hutan Berdaun
Jarum atau Konifer.
*
· Hutan Rontok Daerah Sedang, terdapat di wilayah yang mempunyai iklim
yang sangat dingin (Winter) dan iklim yang relatif hangat (Summer)
yaitu di Amerika Utara dan Eropa Barat. Vegetasi yang terdapat di
wilayah ini yaitu pohon-pohon tinggi seperti cemara dan pinus serta
pohon-pohon kecil (perdu).
· Hutan Berdaun Jarum, terdapat di daerah-daerah di atas lintang 60
derajat seperti di Kanada Utara, Siberia dan pegunungan tinggi wilayah
tropikal. Tumbuhannya antara lain pinus, larix, dan Sequoia yang
merupakan pohon yang terbesar di dunia, terdapat di California. Pohon
ini mencapai ketinggian 100 m, diameter batangnya 4,5 - 10 m.
· Hutan Berkayu Keras, terdapat di daerah iklim mediteranean, yang
terdapat pantai Barat antara lintang 30 derajat - 40 derajat.
Ciri-cirinya yaitu daunnya selalu hijau, pohon tidak terlalu tinggi
namun berkayu dan berdaun keras. Contohnya pohon Oak atau Zaitun.
b.
Sabana
Sabana, merupakan padang rumput yang diselingi oleh pepohonan baik
besar maupun kecil (semak). Jenis rumputnya merupakan rumput-rumput
yang tinggi. Sabana antara lain terdapat di Australia, Brasilia,
Venezuela, dan Indonesia (di Aceh disebut Blang dan Nusa tenggara).
Sabana biasanya merupakan daerah peralihan antara hutan dan padang
rumput.
c.
Stepa
Stepa merupakan padang rumput yang luas dengan diselingi oleh
pohon-pohon perdu, membentang dari daerah tropis sampai daerah
subtropis yang curah hujannya tidak teratur dan sulit mendapatkan air.
Terdapat antara lain di Australia, Argentina, Brasilia, Amerika
Serikat, dan Afrika Utara. Di Amerika Serikat stepa dinamakan Praire,
di Argentina dinamakan Pampa, di Hongaria dinamakan Poeszta, dan di
Brasilia disebut Campos.
d.
Tundra
Tundra, adalah rumput kerdil yang tahan dengan suhu yang sangat dingin,
terdapat di daerah yang berbatasan dengan kutub di mana suhu udara
sangat dingin seperti di Rusia Utara, Kanada Utara, Norwegia, dan
Finlandia. Contohnya adalah lumut. Setelah es mencair tumbuhan tundra
yang beku dapat hidup lagi. Daerah tundra dapat mengalami malam atau
siang yang sangat lama sampai berbulan-bulan.
Gambar 2.9 Stepa (Padang Praire).
e.
Gurun
Gurun merupakan daerah yang tidak mudah bagi tanaman untuk dapat
tumbuh. karena sangat panas pada siang hari, membeku pada malam hari
dan kekurangan air. Hujan sekitar setahun sekali sehingga jenis tanaman
yang hidup disana adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kekeringan
seperti pohon kaktus dan beberapa jenis rumput berduri. Gurun Sahara di
Afrika merupakan gurun terbesar di dunia. Lainnya antara lain adalah di
Saudi Arabia, Australia, Turkestan, Peru (Gurun Atacama), Pakistan, dan
Mongolia (Gurun Gobi). Kebanyakan pohon gurun hanya dapat hidup di
daerah-daerah yang mempunyai cadangan air di bawah tanahnya. Suhu udara
di siang hari dapat mencapai 40o Celcius. Selain gurun di daerah panas,
terdapat gurun dingin di daerah Arktik sekitar 84o Lintang Utara yang
merupakan daerah tertutup salju abadi. Karena daerahnya selalu beku,
vegetasi yang dapat tumbuh antara lain jenis lumut dan rumput kerdil.
Demikianlah jenis-jenis flora di daratan. Sekarang akan saya jelaskan
mengenai flora yang hidup di air, yang terdiri atas flora yang hidup di
air tawar dan di air asin.
2.
Flora yang hidup di air tawar
Flora air tawar meliputi flora yang hidup di air danau, sungai, dan
rawa. Jenis tumbuhannya antara lain adalah enceng gondok, ganggang,
teratai, lumut, dan talas. Ada pula tumbuhan yang dapat pula hidup di
air tawar maupun air asin yaitu tumbuhan bakau dan nipah.
3.
Flora yang hidup di air asin
Flora yang hidup di air asin terdapat di dasar laut perairan dangkal
dimana sinar matahari dapat tembus sampai ke dasar laut. Tumbuhan
tersebut antara lain adalah:
• rumput laut
• lumut dan ganggang
• fitoplankton, hanya dapat dilihat dengan mikroskop karena sangat kecil.
Kini Anda telah selesai mempelajari kegiatan 2. Bacalah kembali untuk
lebih memperdalam pemahaman Anda. Selain itu untuk lebih memperluas
pengetahuan Anda, lihat juga sumber lain seperti dari buku-buku, video,
majalah atau acara televisi. Dan diskusikanlah dengan teman atau guru
hal-hal yang kurang jelas. Dan setelah itu coba kerjakan latihan di
bawah ini.
KEGIATAN 2
1. Dibaginya flora Indonesia menjadi 3 wilayah berdasarkan atas adanya
kesamaan pada tumbuhan di Indonesia Barat dengan tumbuhan di a) ... dan
tumbuhan di Indonesia Timur dengan tumbuhan di b) ....
2. Flora di Dataran Sunda disebut juga flora a) ... karena mempunyai
ciri-ciri yang mirip dengan flora di benua Asia, sedangkan flora
Dataran Sahul disebut juga flora b) ... karena ciri-cirinya yang mirip
dengan flora di benua Australia.
3. Flora Endemik di Dataran Sunda yang terkenal adalah bunga ... yang terdapat di daerah Bengkulu dan Sumatera Selatan.
4. Padang rumput yang ditumbuhi oleh pohon dan tanaman bergerombol
dinamakan a) ... di Indonesia terdapat di b) ... dan di luar negeri di
b) ....
5. Hutan di Indonesia kebanyakan adalah hutan a) ..., yang ciri-cirinya
lebat, pohonnya tinggi, selalu hijau dan banyak terdapat tumbuhan
Epiphyta, contohnya tanaman b) ....
6. Hutan yang tumbuh di daerah yang bersuhu tinggi , tahan dengan
kekeringan (kemarau) dan daunnya selalu gugur pada musim kering adalah
hutan a) ..., contohnya tanaman b)....
7. Flora yang dapat tumbuh di air tawar maupun asin adalah tanaman ....
8. Hutan di daerah dingin/kutub yaitu ....
JENIS DAN PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA DAN DUNIA
Setelah mempelajari kegiatan 3 ini, Anda diharapkan dapat:
1. menjelaskan jenis-jenis dan persebaran fauna di Indonesia; dan
2. menyebutkan pembagian wilayah fauna di dunia.
Pola persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran
tumbuhan, yaitu di bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan
fauna Asia, di bagian Timur faunanya mirip dengan fauna di Australia,
dan diantara kedua daerah tadi, faunanya merupakan fauna daerah
peralihan. Hal tersebut dimungkinkan karena pada zaman es Indonesia
pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu Indonesia
menjadi jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia. Sekarang
kita bahas dahulu mengenai jenis-jenis dan persebaran fauna di
Indonesia.
Jenis-Jenis dan Persebaran Fauna di Indonesia
a.
Fauna Asiatis (Oriental)
Fauna ini tersebar di bagian Barat yang meliputi Pulau Sumatera,
Kalimantan, Jawa, dan Bali. Daerah ini juga disebut daerah fauna
dataran Sunda.
Fauna Asiatis antara lain adalah: gajah India di Sumatera, harimau
terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, badak bercula dua di Sumatera dan
Kalimantan, badak bercula satu di Jawa, orang utan di Sumatera dan
Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan beruang madu
di Sumatera dan Kalimantan. Hal yang menarik adalah di Kalimantan tidak
terdapat harimau dan di Sulawesi terdapat binatang Asiatis seperti
monyet, musang, anoa, dan rusa. Di Nusa Tenggara terdapat sejenis cecak
terbang yang termasuk binatang Asia. Fauna endemik di daerah ini
adalah, badak bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo Nias di
Kabupaten Nias, Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan.
Dapatkah Anda menyebutkan fauna Asiatis lainnya?
Gambar 3.1. Berbagai jenis fauna Asiatis.
b.
Fauna Australis
Fauna ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya.
Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di
benua Australia. Daerah ini juga disebut fauna dataran Sahul.,
contohnya antara lain: kanguru, kasuari, kuskus, burung cendrawasih dan
berbagai jenis burung lainnya, reptil, dan amphibi. Apakah Anda dapat
menyebutkan lainnya?
Gambar 3.2. Fauna Australis.
c.
Fauna Peralihan
Fauna peralihan tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Daerah
fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan fauna
di dataran Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan fauna di dataran
Sahul. Contoh faunanya antara lain: babi rusa, anoa, kuskus, biawak,
katak terbang. Katak terbang ini juga termasuk fauna Asiatis. Di daerah
fauna peralihan juga terdapat fauna endemik seperti: Komodo di P.Komodo
dan pulau-pulau sekitarnya, tapir (kerbau liar), burung Kasuari di
Pulau Morotai, Obi, Halmahera dan Bacan.
Gambar 3.3. Fauna Peralihan.
Demikian telah Anda pelajari pembagian kelompok fauna Indonesia.
Termasuk kelompok manakah fauna di tempat Anda tinggal? Jenis-jenis
hewan apa saja yang ada di daerah Anda?
Setelah Anda mengetahui pembagian jenis fauna di Indonesia, kini Anda
akan mempelajari tentang jenis-jenis fauna di dunia yang dibedakan
berdasarkan wilayahnya.
Pembagian Wilayah Fauna Dunia
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik,
klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan
lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah.
Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda
dalam mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan
maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa
hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang
biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim
dingin atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah
geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena
wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan
tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan
sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke tempat
lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran
flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah
lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna
atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian,
Neotropical dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Untuk lebih jelas dan
pemahaman Anda semakin mantap mengenai letak wilayah persebarannya,
cobalah sambil mempelajari materi ini juga menggunakan peta dunia.
Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Wilayah Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun
Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini
adalah: gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah.
Mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, jerapah,
harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik
di wilayah ini adalah Kuda Nil yang hanya terdapat di Sungai Nil,
Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil.
Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah
Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah
Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan,
kelelawar, dan anjing.
Gambar 3.4. Fauna Ethiopian.
b.
Wilayah Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa,
Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya,
Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai
Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini
bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan
tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis
fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu Panda
di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub,
kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari
wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies
anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.
Gambar 3.5. Fauna Palearktik.
c.
Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara
dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam
kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox,
caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan
yang ada di wilayah Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing,
kucing, dan bajing. (Lihat gambar 3.6)
Gambar 3.6. Fauna Nearktik.
d.
Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan
sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim
tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan
Piranha dan Belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di
padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah
Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna Vertebrata karena
jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa
spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular,
kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap
darah.
e.
Wilayah Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan
Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di
Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau,
orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan
lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop berbagai
jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan
wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan
harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah
menjadi satu daratan dengan Afrika.
Gambar 3.7. Fauna Oriental.
f.
Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku,
dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah
kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat
beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih,
burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain
buaya, kura-kura, ular pitoon.
g.
Wilayah Oceanik
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik.
Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan,
dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya
hampir sama dengan wilayah Australian.
h.
Wilayah Antartik
Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di kutub Selatan.
Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu
menahan dingin., misalnya rusa kutub, burung pingguin, anjing laut,
kelinci kutub, dan beruang kutub.
Kini Anda telah menyelesaikan mempelajari kegiatan 3 modul ini. Bacalah
sekali lagi dan carilah sumber-sumber lain baik dari majalah,
buku-buku, video, dan acara televisi. Diskusikan dengan teman atau guru
bila ada hal yang perlu lebih diperjelas lagi.
Setelah itu coba Anda kerjakan tugas di bawah ini.
KEGIATAN 3
1. Wilayah fauna Indonesia terbagi atas 3 kelompok yaitu:
a) .... b) ... c) ....
2. Beo Nias dan Badak bercula satu termasuk hewan endemik dari wilayah fauna ....
3. Dalam pembagian wilayah fauna di Indonesia burung Kasuari dan
Cendrawasih termasuk dalam wilayah a) ... sedangkan dalam pembagian
wilayah fauna di dunia masuk dalam wilayah b) ....
4. Menurut persebaran fauna di Indonesia Komodo termasuk hewan di wilayah ....
5. Gorila dan Simpanse adalah hewan khas di dunia dari wilayah ....
6. Kanguru, kiwi, koala adalah hewan khas dari wilayah ....
7. Wilayah Neotropikal terkenal sebagai wilayah fauna ... karena jenis faunanya yang sangat beraneka ragam dan spesifik.
8. Dua jenis hewan endemik dari daerah Amazone adalah a) ... b) ....
9. Sebutkan ke 8 wilayah persebaran fauna di dunia!
10. Cina terkenal dengan hewan endemiknya yang bernama ....
USAHA - USAHA PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA
Pemanfaatan Flora dan Fauna
Keberadaan flora dan fauna tak dapat dipisahkan didalam kehidupan
manusia. Tumbuhan dan hewan mempunyai manfaatnya yang besar bagi
kehidupan manusia. Ada saling ketergantungan antara tumbuhan, hewan dan
manusia untuk kelangsungan hidup mereka masing-masing. Sebagian hewan
mempunyai andil bagi pertumbuhan dan persebaran tumbuhan. Binatangpun
hidup dari tetumbuhan juga. Bahkan binatang karnivora, seperti harimau
misalnya, sesungguhnya bergantung pada tumbuhan karena makanannya
terdiri dari binatang herbivora yang hidupnya dari tetumbuhan
Ketergantungan flora dan fauna pada manusia adalah dalam upaya
perkembangbiakan, persebaran, dan pelestariannya.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia memanfaatkan
flora dan fauna untuk berbagai tujuan. Pemanfaatan flora dan fauna oleh
manusia antara lain adalah untuk :
a.Dikonsumsi
Manusia membutuhkan makanan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk
keperluan tubuhnya agar tetap hidup dan sehat. Oleh sebab itu beberapa
jenis tumbuhan dan hewan tertentu dikonsumsi oleh manusia.
b.Tujuan pendidikan dan penelitian
Suaka margasatwa dan cagar alam merupakan tempat yang sangat ideal
untuk tujuan pendidikan dan penelitian karena keadaan alamnya mempunyai
kekhasan jenis-jenis tumbuhan, hewan dan ekosistemnya.
c.Sarana rekreasi => tambahkan foto taman cibodas
Keanekaragaman flora dan fauna digunakan pula untuk tujuan rekreasi
sehingga dapat menghasilkan devisa bagi pemerintah. Contohnya Kebon
Raya Bogor dan Kebon Raya Cibodas, di Jawa Barat, Pulau Komodo di P.
Komodo, Tanjung Puting di Kalimantan, dan Ujung Kulon di Jawa Barat
dijadikan tempat wisata dan banyak diminati oleh turis domestik dan
luar negeri. Apakah di daerah Anda ada cagar alam atau suaka margasatwa
yang dijadikan tempat wisata? Pernahkah Anda mengunjunginya dan manfaat
apa yang Anda peroleh di sana?
Fungsi Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
Sebelum membicarakan tentang fungsi suaka margasatwa dan cagar alam,
terlebih dahulu Anda harus mengerti apa yang dimaksud dengan suaka
alam, suaka margasatwa, dan cagar alam.
Suaka alam merupakan kawasan di daratan dan perairan yang mempunyai
fungsi utama sebagai kawasan perlindungan dan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan hewan serta tata lingkungannya. Suaka alam merupakan usaha
konservasi flora dan fauna yang mencakup cagar alam dan suaka
margasatwa.
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ekosistem
asli, memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis
satwanya. Suaka margasatwa bertujuan untuk melindungi dan melestarikan
kelangsungan hidup satwa tertentu agar tidak punah. Selain itu
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,pendidikan,
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan tata lingkungannya. Kawasan ini
untuk melindungi dan melestarikan flora dan fauna yang hidup di
dalamnya yang mempunyai nilai tertentu agar dapat berkembang sesuai
dengan kondisi aslinya. Selain itu cagar alam juga dipergunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan rekreasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari suaka margasatwa dan cagar alam adalah sebagai berikut:
• melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan.
• menjaga kesuburan tanah.
• mengatur tata air.
• menjadi tempat/obyek wisata.
• menambah sumber devisa negara.
• menjadi tempat belajar di lapangan (praktek).
• menjadi tempat penelitian.
Upaya-Upaya Pelestarian Flora dan Fauna
Beberapa jenis flora dan fauna kini semakin sulit ditemui karena banyak
diburu untuk tujuan tertentu (dimakan, untuk obat, perhiasan) maupun
tempat hidupnya dirusak manusia misalnya unntuk dijadikan lahan
pertanian, perumahan, industri, dan sebagainya. Flora dan fauna yang
jumlahnya sangat terbatas tersebut dinyatakan sebagai flora dan fauna
langka. Untuk mencegah semakin punahnya flora dan fauna ini maka
dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Ditetapkan tempat perlindungan bagi flora dan fauna agar
perkembangbiakannya tidak terganggu. Tempat-tempat perlindungan ini
berupa cagar alam bagi flora dan suaka margasatwa bagi fauna.
2. Membangun beberapa pusat rehabilitasi dan tempat-tempat penangkaran bagi hewan-hewan tertentu, seperti:
• Pusat rehabilitasi orang utan di Bohorok dan Tanjung Putting di Sumatera.
• Daerah hutan Wanariset Samboja di Kutai, Kalimantan Timur.
• Pusat rehabilitasi babi rusa dan anoa di Sulawesi.
3. Pembangunan yang berwawasan lingkungan, berarti pembangunan harus
memperhatikan keseimbangan yang sehat antara manusia dengan
lingkungannya.
4. Menetapkan beberapa jenis binatang yang perlu dilindungi seperti:
Soa-soa (biawak), Komodo, Landak Semut Irian, Kanguru Pohon, Bekantan,
Orang Utan (Mawas), Kelinci liar, bajing terbang, bajing tanah,
Siamang, macan Kumbang, beruang madu, macan dahan kuwuk, Pesut, ikan
Duyung, gajah, tapir, badak, anoa, menjangan, banteng, kambing hutan,
Sarudung, owa, Sing Puar, Peusing.
5. Melakukan usaha pelestarian hutan, antara lain:
• mencegah pencurian kayu dan penebangan hutan secara liar.
• perbaikan kondisi lingkungan hutan.
• menanam kembali di tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
• sistem tebang pilih.
6. Melakukan usaha pelestarian hewan, antara lain:
• melindungi hewan dari perburuan dan pembunuhan liar.
• mengembalikan hewan piaraan ke kawasan habitatnya.
• mengawasi pengeluaran hewan ke luar negeri.
7. Melakukan usaha pelestarian biota perairan, antara lain:
• mencegah perusakan wilayah perairan.
• melarang cara-cara penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya, misalnya dengan bahan peledak.
• melindungi anak ikan dari gangguan dan penangkapan.
Daerah-daerah Suaka Margasatwa dan Cagar Alam
Kenyataan menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan dan hewan yang dinyatakan langka semakin bertambah.
Data di atas belum termasuk flora langkanya atau yang dinyatakan
langka. Berarti semakin banyak fauna dan flora di negeri kita yang
terancam punah.
Sejak tahun 1980, beberapa kawasan cagar alam atau suaka margasatwa
telah diubah statusnya menjadi Taman Nasional. Dewasa ini terdapat 320
tempat untuk Taman Nasional dan Hutan Lindung, antara lain di Sumatera,
Irian Jaya, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Taman nasional dan hutan
lindung mempunyai fungsi sebagai:
• perlindungan sistem penyangga kehidupan.
• pengawetan jenis tumbuhan dan hewan.
• pelestarian pemanfaatan sumber daya hayati dan tata lingkungan.
Label:
GEOGRAFI (Kelas X),
MATERI KELAS X
0 komentar: